Friday, July 23, 2010

Retensio Plasenta


Retensio Plasenta
Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karna sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degenerasi korsio karsinoma.
Dalam melakukan pengeluaran plasenta secara manual perlu diperhatikan tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus, bahaya infeksi dan dapat terjadi inversion uteri.
Sikap umum yang harus dilakukan :
1.      Memperhatikan keadaan umum penderita (apakah anemis, bagaimana jumlah perdarahan, keadaan umum penderita : TD, nadi, suhu, keadaan fundus uteri : kontraksi dan TFU)
2.      Mengetahui keadaan plasenta ( apakah plasenta inkarserata, mengecek tanda lepasnya plasenta)
3.      Memasang infus dan memberikan cairan pengganti.
Sikap khusus yang harus dilakukan :
1.      Retensio plasenta dengan perdarahan
Langsung lakukan plasenta manual
2.      Retensio plasenta tanpa perdarahan
-    Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan memberikan cairan
-    Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan pengangan yang lebih baik
-    Memberikan tranfusi
-    Proteksi dengan antibiotika
-    Mempersiapkan plasenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh narkosa
Upaya preventif retensio plasenta :
1.      Meningkatkan penerimaan keluarga berencana, sehingga memperkecil terjadi retensio plasenta
2.      Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih
3.      Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta. Masase yang tidak tepat waktunya dapat mengacaukan kontraksi otot rahim dan mengganggu pelepasan plasenta.
Retensio plasenta dan plasenta manual :
Plasenta manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik plasenta manual tidaklah sukar, tetapi harus dipikirkan bagaimana persiapan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita.
Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan :
1.      Grande multipara dengan implamantasi plasenta dalam bentuk plassenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta pakreta.
2.      Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan
3.      Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
-    Darah penderita terlalu banyak hilang
-    Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi
-    Kemungkinan implasenta plasenta terlalu dalam
4.      Plasenta manual dengan segera dilakukan :
-    Terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
-    Terjadi perdarahan post partum melebihi 400cc
-    Pada pertolongan persalinan dengan narkosa
-    Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam
Plasenta Manual
      Persiapan plasenta manual :
-    Peralatan sarung tangan steril
-    Desinfektan untuk genetalia ekssterna
Teknik :
-    Sebaiknya dengan narkosa, untuk mengurangi sakit dan menghindari syok
-    Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetris sampai mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat
-    Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanan sedangkan tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas
-    Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan, maka tangan dikeluarkan bersama dengan plasenta
-    Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya
-    Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika
-    Perdarahan diobservasi
(Sumber : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana utnuk Pendidikan Bidan,Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba,SpOG)

No comments:

Friday, July 23, 2010

Retensio Plasenta


Retensio Plasenta
Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karna sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degenerasi korsio karsinoma.
Dalam melakukan pengeluaran plasenta secara manual perlu diperhatikan tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus, bahaya infeksi dan dapat terjadi inversion uteri.
Sikap umum yang harus dilakukan :
1.      Memperhatikan keadaan umum penderita (apakah anemis, bagaimana jumlah perdarahan, keadaan umum penderita : TD, nadi, suhu, keadaan fundus uteri : kontraksi dan TFU)
2.      Mengetahui keadaan plasenta ( apakah plasenta inkarserata, mengecek tanda lepasnya plasenta)
3.      Memasang infus dan memberikan cairan pengganti.
Sikap khusus yang harus dilakukan :
1.      Retensio plasenta dengan perdarahan
Langsung lakukan plasenta manual
2.      Retensio plasenta tanpa perdarahan
-    Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan memberikan cairan
-    Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan pengangan yang lebih baik
-    Memberikan tranfusi
-    Proteksi dengan antibiotika
-    Mempersiapkan plasenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh narkosa
Upaya preventif retensio plasenta :
1.      Meningkatkan penerimaan keluarga berencana, sehingga memperkecil terjadi retensio plasenta
2.      Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih
3.      Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta. Masase yang tidak tepat waktunya dapat mengacaukan kontraksi otot rahim dan mengganggu pelepasan plasenta.
Retensio plasenta dan plasenta manual :
Plasenta manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik plasenta manual tidaklah sukar, tetapi harus dipikirkan bagaimana persiapan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita.
Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan :
1.      Grande multipara dengan implamantasi plasenta dalam bentuk plassenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta pakreta.
2.      Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan
3.      Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
-    Darah penderita terlalu banyak hilang
-    Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi
-    Kemungkinan implasenta plasenta terlalu dalam
4.      Plasenta manual dengan segera dilakukan :
-    Terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
-    Terjadi perdarahan post partum melebihi 400cc
-    Pada pertolongan persalinan dengan narkosa
-    Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam
Plasenta Manual
      Persiapan plasenta manual :
-    Peralatan sarung tangan steril
-    Desinfektan untuk genetalia ekssterna
Teknik :
-    Sebaiknya dengan narkosa, untuk mengurangi sakit dan menghindari syok
-    Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetris sampai mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat
-    Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanan sedangkan tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas
-    Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan, maka tangan dikeluarkan bersama dengan plasenta
-    Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya
-    Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika
-    Perdarahan diobservasi
(Sumber : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana utnuk Pendidikan Bidan,Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba,SpOG)

No comments:

QueenAstar