Sunday, September 25, 2011

MENFASILITASI MENJADI ORANG TUA



Menjadi orang tua anda perlu mengembangkan hubungan anda yang menguntungkan dengan bayi anda. Usahakan agar tidak terlibat satu sama lain atau saling melindungi satu sama lain dari realita perawatan bayi (seperti mengganti popok dan bila menangis) dukunglah satu sama lain. Anda tidak harus melakukan hal-hal dengan cara yang sama untuk menghargai satu sama lain sebagai orang tua.

Menjadi orang tua bukan merupakan keterampilan naluriah perlu pembelajaran. Kemampuan anda sebagai orang tua tergantung pada beberapa Faktor : bagaimana orang tua anda memperlakukan anda, pengalaman-pengalaman yang anda jalani dengan anak-anak sebelumnya, pengetahuan tentang kemampuan fisik, mental dan intelektual serta kebutuhan terhadap bayi dan anak-anak.

Menyesuaikan dengan kedudukan sebagai orang tua :
            Kedudukan sebagai orang tua dimulai dengan melahirkan dan akan berlangsung seumur hidup. Minggu-minggu awal tidak selalu mudah. Bagaimanapun, awal yang baik menentukan tahap bagi ikatan keluarga yang kuat dan komitmen yang tetap terhadap persyaratan menjadi orang tua.



Ciri-ciri Hal-hal yang bisa orangtua lakukan 
o   Sadar bahwa dirinya kreatif. 
1.      Jangan pernah mengatakan "Saya tidak kreatif". 
2.      Bagikan cerita kepada anak anda tentang problem yang anda hadapi dan bagaimana cara anda mengatasinya.
3.      Pada saat anak anda menghadapi masalah, katakan kepadanya "Mama yakin kita bisa mengatasi persoalan ini, kita hanya perlu berpikir."
o   Berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan menolak penilaian yang premitif 
1.      Dengarkan anak anda sebelum membuat komen apapun.
2.      Pada saat anak memberi ide, berikan komen yang positif terlebih dulu sebelum mengkritiknya.
o   Selalu penasaran menemukan solusi yang tepat.  
1.      Pada saat memikirkan solusi, dorong dan bantulah anak untuk memikirkan paling tidak
2.      Alternatif solusi, kemudian tanyakan solusi yang mana yang lebih disukai. Atau       tanyalah, 
     
o   Berani mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang baru. 
1.      Pada saat anak ragu-ragu, katakan kepadanya, "Kamu tidak akan pernah tahu kalau tidak mencoba." 
2.      Bila anakmencoba sebuah ide tetapi tidak berhasil sesuai harapan, tanyalah, "Apa yang dapat engkau pelajari dari ini ? Paling tidak kita telah tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan lain kali."
     
o   Tidak takut kepada problem yang sulit dan tidak mempunyai jawaban yang pasti 
1.      Mengerti bahwa problem yang terbuka (open ended) adalah problem yang tidak  memiliki satu jawaban yang benar. 
2.      Berikan kepada anak setiap hari sebuah problem yang open ended, misalnya kita hari ini tidak punya air untuk memasak nasi, apa yang harus kita lakukan?
 
Doronglah Anak untuk Bereksplorasi
Anak-anak sangat senang bereksplorasi karena itulah cara mereka belajar.  Seperti jargon iklan sebuah merk sabun cuci: Nggak Kotor, ya nggak belajar!.  Terlalu banyak larangan akan mengajarkan anak untuk selalu segan dan takut-takut.   Sebagai orangtua kita harus memastikan bahwa lingkungan anak bersifat kondusif untuknya bereksplorasi.  Jadi, sekali-kali tidak apa-apa lah bila si kecil mengobrak-abrik rak pakaian atau membuat lukisan dengan makanannya......

Jadilah Supporter Terbesar untuk Anak
Hal terpenting yang harus anda ingat dan lakukan adalah selalu katakan dan tunjukkan bahwa anda benar-benar sayang dan peduli kepada mereka, bahwa anda mempercayai mereka.  Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang orangtuanya selalu menunjukkan cinta mereka (tapi dengan cara yang benar ya), tumbuh menjadi anak yang tegar dan mampu menghadapi kekecewaan, penolakan dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya dengan lebih baik.  Mungkin, kita bisa memulainya dengan mengatakan I love You kepada si kecil dan memeluknya dengan erat setiap pagi ketika ia bangun dari tidur lelapnya.

Ketika  begitu  banyak  larangan  yang  diberlakukan  untuk anak-anak, maka 
biasanya  ada  fungsi-fungsi  dalam diri anak yang melamban pertumbuhannya. 
Ketika  dilarang  bermain-main  pasir, air, atau barang-barang lainnya yang 
memperkuat   fungsi  motorik  halus,  maka  fungsi  motorik  halusnya  akan 
mengalami  kemunduran.  Teman  seumur mereka mungkin sudah bisa menulis dan 
melukis dengan halus, sementara tulisan sang anak masih belepotan. Demikian 
pula   perkembangan   motorik   kasarnya   akan   terbelakang  dibandingkan 
teman-teman   seusianya   apabila   ada   banyak   larangan   bergerak  dan 
beraktivitas.  Anak-anak tidak mendapatkan hak-haknya untuk aktif bergerak, 
mereka  harus  tunduk,  patuh,  dan diam layaknya orang dewasa. Akibatnya ? 


Kesalahan yang umum terjadi pada orangtua adalah mereka mengatakan satu hal kepada anak-anaknya, tapi melakukan hal yang lain.  Meskipun mungkin kesalahan tersebut terjadi tanpa di sengaja (ya namanya juga khilaf..), tetapi itu mengajarkan inkonsistensi kepada anak.  Misalnya, kita mengajarkan anak untuk bersabar tetapi kita sendiri tidak mau mengantri ketika hendak membayar belanjaan di supermarket.  Bukan berarti bahwa orangtua harus menjadi sosok yang sempurna dan tanpa cela (lagipula mana ada manusia yang sempurna?!).  Hanya saja, penting untuk diingat jika kita (orangtua, red) melakukan kesalahan jangan segan atau malu untuk mengakuinya. Misalnya, anda sedang stress dan tidak sengaja melampiaskannya kepada si kecil, ya anda harus bersikap sportif kepadanya dengan mengatakan  “Maaf ya sayang, tadi Ibu bentak kamu. Seharusnya Ibu nggak seperti itu..”.

No comments:

Sunday, September 25, 2011

MENFASILITASI MENJADI ORANG TUA



Menjadi orang tua anda perlu mengembangkan hubungan anda yang menguntungkan dengan bayi anda. Usahakan agar tidak terlibat satu sama lain atau saling melindungi satu sama lain dari realita perawatan bayi (seperti mengganti popok dan bila menangis) dukunglah satu sama lain. Anda tidak harus melakukan hal-hal dengan cara yang sama untuk menghargai satu sama lain sebagai orang tua.

Menjadi orang tua bukan merupakan keterampilan naluriah perlu pembelajaran. Kemampuan anda sebagai orang tua tergantung pada beberapa Faktor : bagaimana orang tua anda memperlakukan anda, pengalaman-pengalaman yang anda jalani dengan anak-anak sebelumnya, pengetahuan tentang kemampuan fisik, mental dan intelektual serta kebutuhan terhadap bayi dan anak-anak.

Menyesuaikan dengan kedudukan sebagai orang tua :
            Kedudukan sebagai orang tua dimulai dengan melahirkan dan akan berlangsung seumur hidup. Minggu-minggu awal tidak selalu mudah. Bagaimanapun, awal yang baik menentukan tahap bagi ikatan keluarga yang kuat dan komitmen yang tetap terhadap persyaratan menjadi orang tua.



Ciri-ciri Hal-hal yang bisa orangtua lakukan 
o   Sadar bahwa dirinya kreatif. 
1.      Jangan pernah mengatakan "Saya tidak kreatif". 
2.      Bagikan cerita kepada anak anda tentang problem yang anda hadapi dan bagaimana cara anda mengatasinya.
3.      Pada saat anak anda menghadapi masalah, katakan kepadanya "Mama yakin kita bisa mengatasi persoalan ini, kita hanya perlu berpikir."
o   Berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan menolak penilaian yang premitif 
1.      Dengarkan anak anda sebelum membuat komen apapun.
2.      Pada saat anak memberi ide, berikan komen yang positif terlebih dulu sebelum mengkritiknya.
o   Selalu penasaran menemukan solusi yang tepat.  
1.      Pada saat memikirkan solusi, dorong dan bantulah anak untuk memikirkan paling tidak
2.      Alternatif solusi, kemudian tanyakan solusi yang mana yang lebih disukai. Atau       tanyalah, 
     
o   Berani mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang baru. 
1.      Pada saat anak ragu-ragu, katakan kepadanya, "Kamu tidak akan pernah tahu kalau tidak mencoba." 
2.      Bila anakmencoba sebuah ide tetapi tidak berhasil sesuai harapan, tanyalah, "Apa yang dapat engkau pelajari dari ini ? Paling tidak kita telah tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan lain kali."
     
o   Tidak takut kepada problem yang sulit dan tidak mempunyai jawaban yang pasti 
1.      Mengerti bahwa problem yang terbuka (open ended) adalah problem yang tidak  memiliki satu jawaban yang benar. 
2.      Berikan kepada anak setiap hari sebuah problem yang open ended, misalnya kita hari ini tidak punya air untuk memasak nasi, apa yang harus kita lakukan?
 
Doronglah Anak untuk Bereksplorasi
Anak-anak sangat senang bereksplorasi karena itulah cara mereka belajar.  Seperti jargon iklan sebuah merk sabun cuci: Nggak Kotor, ya nggak belajar!.  Terlalu banyak larangan akan mengajarkan anak untuk selalu segan dan takut-takut.   Sebagai orangtua kita harus memastikan bahwa lingkungan anak bersifat kondusif untuknya bereksplorasi.  Jadi, sekali-kali tidak apa-apa lah bila si kecil mengobrak-abrik rak pakaian atau membuat lukisan dengan makanannya......

Jadilah Supporter Terbesar untuk Anak
Hal terpenting yang harus anda ingat dan lakukan adalah selalu katakan dan tunjukkan bahwa anda benar-benar sayang dan peduli kepada mereka, bahwa anda mempercayai mereka.  Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang orangtuanya selalu menunjukkan cinta mereka (tapi dengan cara yang benar ya), tumbuh menjadi anak yang tegar dan mampu menghadapi kekecewaan, penolakan dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya dengan lebih baik.  Mungkin, kita bisa memulainya dengan mengatakan I love You kepada si kecil dan memeluknya dengan erat setiap pagi ketika ia bangun dari tidur lelapnya.

Ketika  begitu  banyak  larangan  yang  diberlakukan  untuk anak-anak, maka 
biasanya  ada  fungsi-fungsi  dalam diri anak yang melamban pertumbuhannya. 
Ketika  dilarang  bermain-main  pasir, air, atau barang-barang lainnya yang 
memperkuat   fungsi  motorik  halus,  maka  fungsi  motorik  halusnya  akan 
mengalami  kemunduran.  Teman  seumur mereka mungkin sudah bisa menulis dan 
melukis dengan halus, sementara tulisan sang anak masih belepotan. Demikian 
pula   perkembangan   motorik   kasarnya   akan   terbelakang  dibandingkan 
teman-teman   seusianya   apabila   ada   banyak   larangan   bergerak  dan 
beraktivitas.  Anak-anak tidak mendapatkan hak-haknya untuk aktif bergerak, 
mereka  harus  tunduk,  patuh,  dan diam layaknya orang dewasa. Akibatnya ? 


Kesalahan yang umum terjadi pada orangtua adalah mereka mengatakan satu hal kepada anak-anaknya, tapi melakukan hal yang lain.  Meskipun mungkin kesalahan tersebut terjadi tanpa di sengaja (ya namanya juga khilaf..), tetapi itu mengajarkan inkonsistensi kepada anak.  Misalnya, kita mengajarkan anak untuk bersabar tetapi kita sendiri tidak mau mengantri ketika hendak membayar belanjaan di supermarket.  Bukan berarti bahwa orangtua harus menjadi sosok yang sempurna dan tanpa cela (lagipula mana ada manusia yang sempurna?!).  Hanya saja, penting untuk diingat jika kita (orangtua, red) melakukan kesalahan jangan segan atau malu untuk mengakuinya. Misalnya, anda sedang stress dan tidak sengaja melampiaskannya kepada si kecil, ya anda harus bersikap sportif kepadanya dengan mengatakan  “Maaf ya sayang, tadi Ibu bentak kamu. Seharusnya Ibu nggak seperti itu..”.

No comments:

QueenAstar