Menjadi
orang tua anda perlu mengembangkan hubungan anda yang menguntungkan dengan bayi
anda. Usahakan agar tidak terlibat satu sama lain atau saling melindungi satu
sama lain dari realita perawatan bayi (seperti mengganti popok dan bila
menangis) dukunglah satu sama lain. Anda tidak harus melakukan hal-hal dengan
cara yang sama untuk menghargai satu sama lain sebagai orang tua.
Menjadi
orang tua bukan merupakan keterampilan naluriah perlu pembelajaran. Kemampuan
anda sebagai orang tua tergantung pada beberapa Faktor : bagaimana orang tua
anda memperlakukan anda, pengalaman-pengalaman yang anda jalani dengan
anak-anak sebelumnya, pengetahuan tentang kemampuan fisik, mental dan
intelektual serta kebutuhan terhadap bayi dan anak-anak.
Menyesuaikan
dengan kedudukan sebagai orang tua :
Kedudukan sebagai orang tua dimulai
dengan melahirkan dan akan berlangsung seumur hidup. Minggu-minggu awal tidak
selalu mudah. Bagaimanapun, awal yang baik menentukan tahap bagi ikatan
keluarga yang kuat dan komitmen yang tetap terhadap persyaratan menjadi orang
tua.
Ciri-ciri Hal-hal yang bisa orangtua lakukan
o Sadar bahwa dirinya kreatif.
1. Jangan pernah mengatakan "Saya tidak kreatif".
2. Bagikan cerita kepada anak anda tentang problem yang anda hadapi dan bagaimana cara anda mengatasinya.
3. Pada saat anak anda menghadapi masalah, katakan kepadanya "Mama yakin kita bisa mengatasi persoalan ini, kita hanya perlu berpikir."
o Berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan menolak penilaian yang premitif
1. Dengarkan anak anda sebelum membuat komen apapun.
2. Pada saat anak memberi ide, berikan komen yang positif terlebih dulu sebelum mengkritiknya.
o Selalu penasaran menemukan solusi yang tepat.
1. Pada saat memikirkan solusi, dorong dan bantulah anak untuk memikirkan paling tidak
2. Alternatif solusi, kemudian tanyakan solusi yang mana yang lebih disukai. Atau tanyalah,
o Berani mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang baru.
1. Pada saat anak ragu-ragu, katakan kepadanya, "Kamu tidak akan pernah tahu kalau tidak mencoba."
2. Bila anakmencoba sebuah ide tetapi tidak berhasil sesuai harapan, tanyalah, "Apa yang dapat engkau pelajari dari ini ? Paling tidak kita telah tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan lain kali."
o Tidak takut kepada problem yang sulit dan tidak mempunyai jawaban yang pasti
1. Mengerti bahwa problem yang terbuka (open ended) adalah problem yang tidak memiliki satu jawaban yang benar.
2. Berikan kepada anak setiap hari sebuah problem yang open ended, misalnya kita hari ini tidak punya air untuk memasak nasi, apa yang harus kita lakukan?
Doronglah Anak
untuk Bereksplorasi
Anak-anak
sangat senang bereksplorasi karena itulah cara mereka belajar. Seperti
jargon iklan sebuah merk sabun cuci: Nggak Kotor, ya nggak belajar!.
Terlalu banyak larangan akan mengajarkan anak untuk selalu segan dan
takut-takut. Sebagai orangtua kita harus memastikan bahwa
lingkungan anak bersifat kondusif untuknya bereksplorasi. Jadi,
sekali-kali tidak apa-apa lah bila si kecil mengobrak-abrik rak pakaian atau
membuat lukisan dengan makanannya......
Jadilah
Supporter Terbesar untuk Anak
Hal
terpenting yang harus anda ingat dan lakukan adalah selalu katakan dan tunjukkan
bahwa anda benar-benar sayang dan peduli kepada mereka, bahwa anda mempercayai
mereka. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang orangtuanya selalu
menunjukkan cinta mereka (tapi dengan cara yang benar ya), tumbuh menjadi anak
yang tegar dan mampu menghadapi kekecewaan, penolakan dan hal-hal yang tidak
menyenangkan lainnya dengan lebih baik. Mungkin, kita bisa memulainya
dengan mengatakan I love You kepada si kecil dan memeluknya dengan
erat setiap pagi ketika ia bangun dari tidur lelapnya.
Ketika begitu banyak larangan yang
diberlakukan untuk anak-anak, maka
biasanya ada fungsi-fungsi dalam diri anak yang melamban
pertumbuhannya.
Ketika dilarang bermain-main pasir, air, atau barang-barang
lainnya yang
memperkuat fungsi motorik halus, maka fungsi
motorik halusnya akan
mengalami kemunduran. Teman seumur mereka mungkin sudah bisa
menulis dan
melukis dengan halus, sementara tulisan sang anak masih belepotan. Demikian
pula perkembangan motorik kasarnya akan
terbelakang dibandingkan
teman-teman seusianya apabila ada banyak
larangan bergerak dan
beraktivitas. Anak-anak tidak mendapatkan hak-haknya untuk aktif
bergerak,
mereka harus tunduk, patuh, dan diam layaknya orang
dewasa. Akibatnya ?
Kesalahan yang umum terjadi pada orangtua adalah mereka mengatakan satu
hal kepada anak-anaknya, tapi melakukan hal yang lain. Meskipun mungkin
kesalahan tersebut terjadi tanpa di sengaja (ya namanya juga khilaf..), tetapi
itu mengajarkan inkonsistensi kepada anak. Misalnya, kita mengajarkan
anak untuk bersabar tetapi kita sendiri tidak mau mengantri ketika hendak
membayar belanjaan di supermarket. Bukan berarti bahwa orangtua harus
menjadi sosok yang sempurna dan tanpa cela (lagipula mana ada manusia yang sempurna?!).
Hanya saja, penting untuk diingat jika kita (orangtua, red) melakukan kesalahan
jangan segan atau malu untuk
mengakuinya. Misalnya, anda sedang stress dan tidak
sengaja melampiaskannya kepada si kecil, ya anda harus bersikap sportif
kepadanya dengan mengatakan “Maaf ya sayang, tadi Ibu bentak kamu.
Seharusnya Ibu nggak seperti itu..”.
No comments:
Post a Comment