Tuesday, November 29, 2011

MENERAPKAN PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM PHC UNTUK KESEHATAN WANITA



MENERAPKAN PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM PHC UNTUK KESEHATAN WANITA YANG MENEKANKAN PADA ASPEK PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PROMOSI KESEHATAN



1.      Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Defenisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.  Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. 
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implicit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja 
a.       Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
b.      Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
c.       Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d.      Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e.       Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
f.       Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g.      Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative
h.      Hak-hak reproduksi
i.        Manakala tubuh juga mengalami transisi, maka pada masa seperti ini, remaja sangat perlu untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuh terutama organ reproduksi yang banyak berkembang dalam fase ini.
j.        Anak-anak perempuan yang dulu hanya peduli untuk membersihkan organ kewanitaannya begitu saja tanpa ada permasalahan yang lain, pada masa remaja dan pubertas, organ kewanitaan anak gadis mulai mengalami perubahan.
k.      Tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar organ intim juga perlu diperhatikan sehingga kebersihanpun tetap terjaga, terutama setelah buang air kecil maupun buang air besar. Cara mencuci pun harus perlu diperhatikan dimana arah yang sesuai (menjauhi arah kemaluan) lebih disarankan agar bakteri dan kotoran tidak kembali bersarang.
l.        Organ kewanitaan memang patut benar-benar dijaga kebersihannya terutama bagi yang tinggal di negara tropis semcam Indonesia. Produksi keringat membuat daerah tersebut lembab dan merupakan kondisi yang tepat untuk tumbuhnya jamur. Selain itu darah haid dan perubahan hormon juga dapat merubah ekosistem organ kewanitaan.
m.    Bekal pengetahuan seperti ini sangat mendasar dan penting yang nantinya akan sangat berpengaruh pada perkembangan organ kewanitaan pada remaja putri.
n.      Kebersihan organ reproduksi juga harus diperhatikan oleh remaja pria. Beberapa remaja pria tidak harus mengalami pemotongan kulit pembungkus penis pada masa kanak-kanak yang sering dikenal dengan sunatan, nah remaja pria yang memiliki organ intim seperti ini harus tetap rajin membersihan organ intimnya dengan membersihkan daerah di dalam lipatan kulit tersebut, karena apabila bagian di dalam lipatan kulit tidak dibersihkan, potensi untuk tumbuhnya jamur dan hidupnya bakteri-bakteri lain akan sangat besar.
o.      Seringkali karena terburu-buru, para remaja pria juga tidak memperhatikan keadaan sekitar saat mereka beraktivitas. Padahal apabila salah sedikit saja dan organ intim mereka terantuk, terjepit resleting ataupun terkena benda lain dengan cukup keras, organ intim tersebut dapat mengalami cedera, pembengkakan yang akan dapat berakibat fatal dikemudian hari bahkan sampai disfungsi ereksi.
Masalah-Masalah kunci dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan
a.        Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja. 
Masalah reproduksi dan kesehatan seksual remaja merupakan masalah yang kontroversial di banyak kelompok masyarakat sehingga membuat tindakan advokasi dan mendorong munculnya kesadaran akan masalah ini menjadi lebih penting. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan pada membuat perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja. Individu dan organisasi diposisikan dengan baik untuk membentuk persepsi publik dan program dapat dipusatkan dalam memperkuat dukungan untuk pendanaan dan pelaksanaan program yang relevan sehingga meningkatkan kemungkinan suksesnya program.
b.       Komponen-komponen program yang berhasil
Program-program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
-       Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.
-       Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
-       Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
-       Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan (provider)
-       Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk menghindari risiko.
-       Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan
-       Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi perilaku yang menarik.
-       Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang cukup panjang.
c.        Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Pendidikan oleh teman sebaya dapat merupakan pendekatan efektif untuk melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau pelayanan. Program-program yang menggunakan pendidik/edukator teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja memiliki hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan latar belakang serupa.
d.      Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja) merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadpa privasi remaja dan kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah. Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan harus mempertimbangkan masukan-masukan para remaja terhadap komponen-komponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus diberikan di tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan. Sikap-sikap menghakimi dan kadang-kadang bahkan kekerasan di pihak pemberi layanan dapat menciptakan hambatan kritis dan bertahan lama terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. Bidan yang bersikap menghakimi dapat menghambat pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja.
e.        Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan seksual yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi. Bidan sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil, buku komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun ikasikan pesan-pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.
f.        Kontrasepsi bagi remaja
Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan bagaimana menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling yang sesuai sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan potensi efek samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan kehamilan sekaligus perlindungan terhadap PMS (penyakit menular seksual).
g.      HIV dan PMS di kalangan Remaja
Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1. Salah satu penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari empat kali dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih tidak berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih sedikit dibanding pria sebayanya.
h.      Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan
Banyak remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko persalinan lebih besar pada perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam persalinan. Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam asuhan prenatal sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.
i.         Pendidikan seks berbasis sekolah
Evaluasi yang dilakukan di antara para kawula muda di negara-negara berkembang dan negara-negara maju telah memperlihatkan bahwa pendidikan seks berbasis sekolah dapat membantu menunda hubungan seksual pertama para remaja yang belum aktif secara seksual. Untuk para remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat mendorong pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan konsisten.
j.        Masalah Gender Spesifik
Generasi muda, terutama anak perempuan rentan terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan dengan kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi dari peran perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk membantu mereka membuat keputusan-keputusan.


2.      MELIBATKAN WANITA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara umum dalam penanggulangan masalah remaja, peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat untuk mencari jawaban daari suatu permasalahan yang dihadapai oleh remaja, bidan harus memiliki pengetahuan dan wawassan yang cukup.
Contoh peran yang bisa dilakukan adalah :
-       Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya
-       Membangun komunikasi dengan remaja
-       Ikut serta dalam kelompok remaja
-       Melakukan penyuluhan-penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kespro
-       Memberikan informasi-informasi yang selengkap-lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya
Melibatkan wanita dalam mengambil keputusan
Kenyataan di tengah-tengah masyarakat seperti perilaku diskriminatf terhadap perempuan. Masalah gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas sehingga pada akhirnya wanita tidak mempunyai hak untuk mengambil keputusan terbaik yang berhubungan dengan dirinya.
Gender adalah pandangan  masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab, antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat) sehingga dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Bentuk-bentuk perilaku diskkriminatif terhadap perempuan :
-       Di nomor duakan dalam segala aspek kehidupan, yaitu pemberian makanan bergizi sehari-hari, kesempatan untuk pendidikan, kerja dan kedudukan
-       Keterbatasan dalam pengambilan keputusan yaitu untuk berKB, pemilihan bidan untuk persalinan, pertolongans egera di RS
-       Terpaksa menikah di usia muda, tekanan ekonomi, dorongan orang tua agar lepas dari beban keluarga
-       Tingkat pendidikan yang belum merata dan masih rendah yaitu informasi tentang kespro sangat terbatas
Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan karena banyak ditemui permasalahan-permasalahan, oleh karena itu dalam pengambilan keputusan dan tindakan, wanita yang bersangkutan diikutsertakan, karena wanita memiliki wewenang untuk memberikan informasi kesehatan serta gambaran tindakan yang akan dilakukan.
Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan :
a.       Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang permasalahan yang sesuai kebutuhan
b.      Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yang akan diambilnya
c.       Meyakinkan ibu untuk bertanggunggjawab terhadap keputuasan yang akan diambilnya
d.      Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik
e.       Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang diambilnya

2 comments:

outbound malang said...

kunjungan gan.,.
bagi" motivasi.,.
hilangkan rasa gengsi mu untuk maju lebih baik.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

fitriadesinatalina said...

Selamat siang'
Refrensi nya apa ya?
Isinya bagus
Terima Kasih

Tuesday, November 29, 2011

MENERAPKAN PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM PHC UNTUK KESEHATAN WANITA



MENERAPKAN PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM PHC UNTUK KESEHATAN WANITA YANG MENEKANKAN PADA ASPEK PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PROMOSI KESEHATAN



1.      Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Defenisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.  Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. 
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implicit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja 
a.       Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
b.      Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
c.       Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d.      Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e.       Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
f.       Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g.      Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative
h.      Hak-hak reproduksi
i.        Manakala tubuh juga mengalami transisi, maka pada masa seperti ini, remaja sangat perlu untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuh terutama organ reproduksi yang banyak berkembang dalam fase ini.
j.        Anak-anak perempuan yang dulu hanya peduli untuk membersihkan organ kewanitaannya begitu saja tanpa ada permasalahan yang lain, pada masa remaja dan pubertas, organ kewanitaan anak gadis mulai mengalami perubahan.
k.      Tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar organ intim juga perlu diperhatikan sehingga kebersihanpun tetap terjaga, terutama setelah buang air kecil maupun buang air besar. Cara mencuci pun harus perlu diperhatikan dimana arah yang sesuai (menjauhi arah kemaluan) lebih disarankan agar bakteri dan kotoran tidak kembali bersarang.
l.        Organ kewanitaan memang patut benar-benar dijaga kebersihannya terutama bagi yang tinggal di negara tropis semcam Indonesia. Produksi keringat membuat daerah tersebut lembab dan merupakan kondisi yang tepat untuk tumbuhnya jamur. Selain itu darah haid dan perubahan hormon juga dapat merubah ekosistem organ kewanitaan.
m.    Bekal pengetahuan seperti ini sangat mendasar dan penting yang nantinya akan sangat berpengaruh pada perkembangan organ kewanitaan pada remaja putri.
n.      Kebersihan organ reproduksi juga harus diperhatikan oleh remaja pria. Beberapa remaja pria tidak harus mengalami pemotongan kulit pembungkus penis pada masa kanak-kanak yang sering dikenal dengan sunatan, nah remaja pria yang memiliki organ intim seperti ini harus tetap rajin membersihan organ intimnya dengan membersihkan daerah di dalam lipatan kulit tersebut, karena apabila bagian di dalam lipatan kulit tidak dibersihkan, potensi untuk tumbuhnya jamur dan hidupnya bakteri-bakteri lain akan sangat besar.
o.      Seringkali karena terburu-buru, para remaja pria juga tidak memperhatikan keadaan sekitar saat mereka beraktivitas. Padahal apabila salah sedikit saja dan organ intim mereka terantuk, terjepit resleting ataupun terkena benda lain dengan cukup keras, organ intim tersebut dapat mengalami cedera, pembengkakan yang akan dapat berakibat fatal dikemudian hari bahkan sampai disfungsi ereksi.
Masalah-Masalah kunci dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan
a.        Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja. 
Masalah reproduksi dan kesehatan seksual remaja merupakan masalah yang kontroversial di banyak kelompok masyarakat sehingga membuat tindakan advokasi dan mendorong munculnya kesadaran akan masalah ini menjadi lebih penting. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan pada membuat perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja. Individu dan organisasi diposisikan dengan baik untuk membentuk persepsi publik dan program dapat dipusatkan dalam memperkuat dukungan untuk pendanaan dan pelaksanaan program yang relevan sehingga meningkatkan kemungkinan suksesnya program.
b.       Komponen-komponen program yang berhasil
Program-program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
-       Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.
-       Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
-       Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
-       Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan (provider)
-       Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk menghindari risiko.
-       Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan
-       Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi perilaku yang menarik.
-       Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang cukup panjang.
c.        Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Pendidikan oleh teman sebaya dapat merupakan pendekatan efektif untuk melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau pelayanan. Program-program yang menggunakan pendidik/edukator teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja memiliki hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan latar belakang serupa.
d.      Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja) merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadpa privasi remaja dan kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah. Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan harus mempertimbangkan masukan-masukan para remaja terhadap komponen-komponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus diberikan di tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan. Sikap-sikap menghakimi dan kadang-kadang bahkan kekerasan di pihak pemberi layanan dapat menciptakan hambatan kritis dan bertahan lama terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. Bidan yang bersikap menghakimi dapat menghambat pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja.
e.        Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan seksual yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi. Bidan sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil, buku komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun ikasikan pesan-pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.
f.        Kontrasepsi bagi remaja
Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan bagaimana menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling yang sesuai sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan potensi efek samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan kehamilan sekaligus perlindungan terhadap PMS (penyakit menular seksual).
g.      HIV dan PMS di kalangan Remaja
Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1. Salah satu penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari empat kali dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih tidak berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih sedikit dibanding pria sebayanya.
h.      Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan
Banyak remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko persalinan lebih besar pada perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam persalinan. Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam asuhan prenatal sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.
i.         Pendidikan seks berbasis sekolah
Evaluasi yang dilakukan di antara para kawula muda di negara-negara berkembang dan negara-negara maju telah memperlihatkan bahwa pendidikan seks berbasis sekolah dapat membantu menunda hubungan seksual pertama para remaja yang belum aktif secara seksual. Untuk para remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat mendorong pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan konsisten.
j.        Masalah Gender Spesifik
Generasi muda, terutama anak perempuan rentan terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan dengan kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi dari peran perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk membantu mereka membuat keputusan-keputusan.


2.      MELIBATKAN WANITA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara umum dalam penanggulangan masalah remaja, peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat untuk mencari jawaban daari suatu permasalahan yang dihadapai oleh remaja, bidan harus memiliki pengetahuan dan wawassan yang cukup.
Contoh peran yang bisa dilakukan adalah :
-       Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya
-       Membangun komunikasi dengan remaja
-       Ikut serta dalam kelompok remaja
-       Melakukan penyuluhan-penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kespro
-       Memberikan informasi-informasi yang selengkap-lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya
Melibatkan wanita dalam mengambil keputusan
Kenyataan di tengah-tengah masyarakat seperti perilaku diskriminatf terhadap perempuan. Masalah gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas sehingga pada akhirnya wanita tidak mempunyai hak untuk mengambil keputusan terbaik yang berhubungan dengan dirinya.
Gender adalah pandangan  masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab, antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat) sehingga dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Bentuk-bentuk perilaku diskkriminatif terhadap perempuan :
-       Di nomor duakan dalam segala aspek kehidupan, yaitu pemberian makanan bergizi sehari-hari, kesempatan untuk pendidikan, kerja dan kedudukan
-       Keterbatasan dalam pengambilan keputusan yaitu untuk berKB, pemilihan bidan untuk persalinan, pertolongans egera di RS
-       Terpaksa menikah di usia muda, tekanan ekonomi, dorongan orang tua agar lepas dari beban keluarga
-       Tingkat pendidikan yang belum merata dan masih rendah yaitu informasi tentang kespro sangat terbatas
Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan karena banyak ditemui permasalahan-permasalahan, oleh karena itu dalam pengambilan keputusan dan tindakan, wanita yang bersangkutan diikutsertakan, karena wanita memiliki wewenang untuk memberikan informasi kesehatan serta gambaran tindakan yang akan dilakukan.
Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan :
a.       Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang permasalahan yang sesuai kebutuhan
b.      Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yang akan diambilnya
c.       Meyakinkan ibu untuk bertanggunggjawab terhadap keputuasan yang akan diambilnya
d.      Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik
e.       Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang diambilnya

2 comments:

outbound malang said...

kunjungan gan.,.
bagi" motivasi.,.
hilangkan rasa gengsi mu untuk maju lebih baik.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

fitriadesinatalina said...

Selamat siang'
Refrensi nya apa ya?
Isinya bagus
Terima Kasih

QueenAstar